Free Wifi, is it really free?
Hari ini saya sedang mencoba mengikuti KAI Loyalty Program. Menukarkan boarding pass dengan tiket gratis*. Pengurusan di Customer Service cukup cepat, mungkin karena tulisan di boarding pass masih jelas, sehingga verifikasi oleh CS juga menjadi lebih cepat.
Saya menukarkan 20 boarding pass dengan 1 tiket perjalanan. Setelah verifikasi selesai, saya pun menuju ke loket pembelian tiket, antri nya cukup banyak, saya mendapat nomor A073, dan saat ini baru A055 (walaupun ternyata salah loket >.<).
Saat menunggu, saya menyalakan wifi di HP saya, karena ada tulisan Free Wifi disana. Login page cukup menarik, terdapat beberapa opsi untuk login, bisa melalui social media account ataupun SMS.
"Nice try" lah untuk grab personal identity. Ini yang sempet saya pikirkan, personal identity yang di dapatkan bisa di gunakan lagi untuk tele-marketing. Pengguna free wifi ini merupakan targeted ads yang potensial. And finally they got benefits from this free service. Bagi usaha-usaha retail seperti warung kopi, angkringan atau tempat nongkrong lainnya, yang menyediakan free wifi, ada baiknya mulai memikirkan hal ini. Saya pikir akan banyak benefit lain ketika mereka mempunyai database targeted ads. Misalnya saat ada menu baru, atau hanya untuk sekedar pengingat bahwa usaha mereka masih ada.
Saya mencoba untuk melakukan verifikasi melalui SMS, dan ternyata bisa (karena beberapa layanan hanya menyediakan tombol saja). Penyedia layanan (dalam hal ini KAI) juga melakukan investasi SMS gateway. Setelah ini, nomor HP saya akan tercatat di server mereka, jadi jika suatu saat ada SMS iklan atau apapun dari KAI tidak usah kaget.
Dulu saya sempat kepikiran membuat service seperti ini, target saya waktu itu adalah retail dan tempat nongkrong di Jogja. Hanya saja kalkulasi tidak masuk budget, karena memang layanan yang saya coba bangun menggunakan third-party tools dan berbayar. Contoh dari KAI, mereka menggunakan Access Point yang bisa di bilang High-Level. Sama dengan Access Point yang coba saya gunakan (karena dulu yang support Social Media Account authentication baru brand ini).
Saya menukarkan 20 boarding pass dengan 1 tiket perjalanan. Setelah verifikasi selesai, saya pun menuju ke loket pembelian tiket, antri nya cukup banyak, saya mendapat nomor A073, dan saat ini baru A055 (walaupun ternyata salah loket >.<).
Saat menunggu, saya menyalakan wifi di HP saya, karena ada tulisan Free Wifi disana. Login page cukup menarik, terdapat beberapa opsi untuk login, bisa melalui social media account ataupun SMS.
"Nice try" lah untuk grab personal identity. Ini yang sempet saya pikirkan, personal identity yang di dapatkan bisa di gunakan lagi untuk tele-marketing. Pengguna free wifi ini merupakan targeted ads yang potensial. And finally they got benefits from this free service. Bagi usaha-usaha retail seperti warung kopi, angkringan atau tempat nongkrong lainnya, yang menyediakan free wifi, ada baiknya mulai memikirkan hal ini. Saya pikir akan banyak benefit lain ketika mereka mempunyai database targeted ads. Misalnya saat ada menu baru, atau hanya untuk sekedar pengingat bahwa usaha mereka masih ada.
Saya mencoba untuk melakukan verifikasi melalui SMS, dan ternyata bisa (karena beberapa layanan hanya menyediakan tombol saja). Penyedia layanan (dalam hal ini KAI) juga melakukan investasi SMS gateway. Setelah ini, nomor HP saya akan tercatat di server mereka, jadi jika suatu saat ada SMS iklan atau apapun dari KAI tidak usah kaget.
Dulu saya sempat kepikiran membuat service seperti ini, target saya waktu itu adalah retail dan tempat nongkrong di Jogja. Hanya saja kalkulasi tidak masuk budget, karena memang layanan yang saya coba bangun menggunakan third-party tools dan berbayar. Contoh dari KAI, mereka menggunakan Access Point yang bisa di bilang High-Level. Sama dengan Access Point yang coba saya gunakan (karena dulu yang support Social Media Account authentication baru brand ini).
Comments
Post a Comment